Pendekatan dan Metode Pembelajaran Bahasa

PENDEKATAN DAN METODE PEMBELAJARAN BAHASA


Dosen pembimbing :
M. Bayu Firmansyah, M.Pd


Disusun Oleh :
Nama : Kunzita Lazuardy R.
Prodi : PBSI 2016B
NIM : 16188201036
 
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
STKIP PGRI PASURUAN
Jl. Ki Hajar Dewantara No. 27-29 Pasuruan
 
 
1. PENDEKATAN
a. Pendekatan Formal
            Pendekatan klasik dan tradisional dalam pembelajaran bahasa. Pendekatan ini menganggap pembelajaran bahasa berdasarkan pengalaman yang tidak mempunyai latar belakang teoritis.  Prosedur pembelajarannya pun berdasarkan pengalam pengajar dan dianggap baik oleh umum.
            Pembelajaran dimulai dengan rumusan-rumusan teoritis kemudian diaplikasikan dengan contoh pemkaiannya, serta dengan jalan menjabarkannya. Pendekatan ini sering disebut dengan pendekatan informative yang cenderung menyampaikan informasi tentang bahasa tanpa mempedullikan pengetahuan praktis atau kemampuan berbahasa. Pendekatan formal dipakai dalam dua metode yakni metode terjemahan tata bahasa dan metode  membaca.

b. Pendekatan Fungsional
            Pendekatan yang menyarankan apabila mempelajari bahasa sebaiknya melakukan kontak langsung dengan masyarakat atau orang yang menggunakan bahasa itu. Dengan demikian, peserta didik langsung menghadapi bahasa yang hidup dan mencoba memakainya sesuai dengan keperluan komunikasi. Pendekatan ini memunculkan berbagai metode mengajar bahasa antara lain metode langsung, metode pembatasan, metode intensif, metode audiovisual, metode linguistik.

c. Pendekatan Integral
            Pendekatan ini menganut pengertian bahwa pengajaran bahasa merupakan sesuatu yang multidimensional. Artinya banyak faktor yang harus dipertimbangkan dalam pengajaran. Pengajaran harus fleksibel dan dengan metodologi yang terbuka. Bantuan ilmu lain juga perlu demi kelancaran pengajaran bahasa seperti ilmu jiwa belajar, sains, dan antropologi.

d. Pendekatan Sosiolingistik
            Pendekatan sosiolinguistik adalah studi tentang hubungan gejala masyarakat dengan gejala bahasa. Sosiolinguistik telah memberikan atau merumuskan konsep-konsep tertentu yang berharga bagi pengembangan pengajaran bahasa, diantaranya bahasa merupakan sebuah sistem yang mempunyai variasi atau ragam, bahasa sebahai identitas kelompok, bahasa sebagai alat komunikasi.
e. Pendekatan Psikologi
Semi (1993) mengemukakan bahwa, pendekatan psikologi bahasa berkaitan dengan ilmu yang menelaah bagaimana peserta didik belajar, dan bagaimana peserta didik sebagai individu yang kompleks. Premis dan asumsi psikologi dimanfaatkan dalam pendekatan ini, terutama dalam penyusunan strategi mengajar. Asumsi-asumsi psikologis uamh dimanfaatkan antara lain seperti : (a) Teori Behaviorisme, segala tingkah laku atau kegiatan seseorang merupakan respon terhadap adanya stimulus. (b) Teori Gestalt,  setiap individu mempunyai kajian mendalam yang berfungsi mengasimilasi atau mereka-reka objek yang sedang diamati sehingga diterima sebagai objek yang utuh. (3) Teori Kognitif, segala aktivitas  manusia yang dilakukan dengan sadar bersumber pada otak dan dimulai dari menyadari adanya masalah, mengidentifikasikannya, merumuskan hipotesis, mengumpulkan informasi, mengambil simpulan, mengevaluasi simpulan, dan mencapai strategi tujuan.
f. Pendekatan Psikolinguistik
Semi (1993), pendekatan ini bertumpu pada pemikiran tentang bagaimana proses yang terjadi dalam benak anak ketika mulai belajar bahasa, serta perkembangannya. Ada dua ciri pokok yaitu : (a) Fisikalisme, semua yang terjadi pada tubuh manusia dapat dimasukkan dalam hukum fisika. (b) Determinisme, semua gejala yang terjadi dikembalikan pada hukum sebab-akibat.
g. Pendekatan Behavioristik
Pringgawidagda (2002), pendekatan ini dapat dikendalikan dari luar, yaitu dengan stimulus-respons. Lingkungan memberikan stimulus sedangkan pembelajaran memberikan respons.
h. Pendekatan Pengolaan Kelas
(a) Pendekatan Otoriter, proses belajar untuk menciptakan dan mempertahankan ketertiban suasana kelas. (b) Pendekatan Permisif, rangkaian kegiatan pengajar yang mengoptimalkan kebebasan pembelajar untuk melakukan sesuatu. (c) Pendekatan Pengubahan Perilaku, segala sesuatu buruk atau baik merupakan hasil belajar. (d) Pendekatan Iklim Sosio-Emosional, pengelolaan kelas yang efektif merupakan fungsi dari hubungan yang baik antar pengajar dan pendidik. (e) Pendekatan Proses Kelompok, pendekatan atas dasar prinsip sosial dalam psikologi dan dinamika kelompok.
i. Pendekatan Komunikatif
Pendekatan ini lahir akibat adanya ketidakpuasan para praktisi atau pengajar bahasa atas hasil yang dicapai oleh metode tatabahasa-terjemahan, yang hanya mengutamakan penguasaan kaidah tatabahasa, mengesampingkan kemampuan komunikasi sebagai bentuk akhir yang diharapkan dalam belajar bahasa.
2. METODE
Metode adalah cara kerja yang bersistem untuk memuhdahkan pelaksaan suatu kegiatan guna mencapai tujuan yang ditentukan (KBBI, 1995). Metode lebih bersifat prosedural dan sistemik karena tujuannya untuk mempermudah pengerjaan suatu pekerjaan.
Berikut dipaparkan metode pembelajaran yang dapat di terapkan dakan pembelajaran bahasa:
a.      Metode Terjemahan Tatabahasa Metode ini sangat kuat berpegangan pada disiplin mental dan pengembangan intelektual.
b.      Metode Membaca Metode ini bertujuan agar peserta didik mempunyai kemampuan memahami teks bacaan yang diperlukan dalam belajar.
c.       Metode Auto-Lingual Metode ini mengutamakan pengulangan. Cara ini dapat dilakukan untuk efisiensi waktu dalam belajar bahasa.
d.      Metode Reseptif dan Produktif Metode reseptif mengarah pada proses penerimaan isi bacaan, baik yang tersurat maupun yang tersirat.
e.       Metode Langsung Metode Langsung berasumsi bahwa belajar bahasa yang baik adalah belajar langsung menggunakan bahasa secara intensif dalam komunikasi.
f.       Metode Komunikatif Program pembelajaran komunikatif harus mencakup semua keterampilan berbahasa.
g.      Metode Integratif Metode ini sebenarnya secara implisit hadir pada setiap pendekatan maupun metode.
h.      Metode Tematik Dalam metode tematik semua komponen materi pembelajaran diintegrasikan kedalam tema yang sama dalam stu unit pertemuan.
i.        Metode Kuatum  Metode kuantum merupakan metode yang mengutamakan percepatan belajar dengan cara keikutsertaan peserta didik dalam melihat potensi diri dalam kondidi penguasaan diri.
j.  Metode Kontruktivisti Metode ini didasari oleh teori belajar kognitif, yang menekankan pembelajaran kooperatif, pembelajaran generatif, startegi bertanya, inkuiri, dan keterampilan metakognitif.
k.  Metode Partisipatori Metode ini menekan keterlibatan atau keikutsertaan peserta didik secara penuh. Peserta didik dianggap sebagai penentu keberhasilan belajar.
l.  Metode Kontekstual Pembelajaran kontekstual adalah konsepsi pembelajaran yang membantu pengajar menghubungkan mata pelajaran dengan situasi dunia nyata serta pembelajaran yang memotivasi peserta didik agar menghubungkan pengetahuan dan terapannya dalam kehidupan sehari-hari.
m. Metode Pembelajaran Bahasa Komunitas Prinsip dasar metode dlam memasukkan ranah afektif dalam pembelajaran kognitif. Peserta didik sebagai individu mendapat perhatian dan bimbingan agar dapat mengisis nilai-nilai dan mencapai tujuan.
n. Metode Respons Fisik Total Dalam proses pembelajaran bahasa kedua dengan menggunakan metode ini, para pengajar harus berperan sebagai pengaruh semua tingkah laku peserta didik. Peserta didik tidak boleh dipaksa untuk mengungkapkan sesuatu apabila mereka belum siap.
o.  Metode Cara Diam Apabila pengajar akan menggunakan metode ini, mereka harus menempatkan bahasa sebagai pembentuk aturan (rule informantion), tidak dipandang  sebagai hasil pembentukan kebiasaan (habil informantion). Metode ini mengharuskan pembelajar memanfaatkan sumber-sumber yang ada dalam diri mereka: struktur kognitif, pengalaman, emosi, wawasan atau latar belakang pengetahuan.
p. Metode Sugestopedia Dalam metode ini diasumsikan bahwa relaksasi merupakan teknik yang tepat untuk digunakan. Suasana yang dapat memberi sugesti, seperti alunan musik yang terdengar sayup-sayup, dekorasi ruangan yang menarik, tempat duduk yang menyenangkan, sangat berperan penting.
3. TEKNIK
Teknik adalah cara sistematis mengerjakan sesuatu (KBBI 1995). Teknik merupakan suatu kiat, siasat, atau penemuan yang digunakan untuk menyelesaikan serta menyempurnakan suatu tujuan langsung. Teknik harus konsisten dengan metode, oleh karena itu teknik harus selaras dan serasi dengan pendekatan.
Setiap teknik mempunyai kekurangan dan kelebihan. Pengajar perlu mengkaji teknik mengajar yang sesuai dan memilih strategi-strategi yang memberikan peluang paling banyak bagi peserta didik untuk terlibat secara aktif dalam proses pencapaian tujuan pembelajaran atau kompetensi.

4. TEKNIK PENYAJIAN PELAJARAN
Macam-macam teknik Penyajian yaitu:
1)      Teknik penyajian diskusi
Dalam teknik pembelajaran ini setiap pengajar menciptakan terjadinya interaksi antara dua atau lebih inidvidu yang terlibat seperti diskusi panel, seminar, simposium dll.
2)      Teknik penyajian kerja kelompok
Dalam pelaksaan teknik pembelajaran ini pengajar membagi peserta didik menjadi beberapa kelompok yang terdiri atas lima atau tujuh orang.
3)      Teknik penyajian penemuan
Teknik pembelajaran ini memberikan kesempatan kedapa peseta didik untuk menemukan diri sendiri atau mengalami proses mental seperti mengamati, megklasidikasi dll.
4)      Teknik penyajian simulasi
Teknik pembelajaran ini memberi kesempatan kepada peserta didik berperan seperti orang-orang yang terlibat atau dalam keadaan yang dikehendaki.
5)      Teknik penyajian unit teaching
Teknik pembelajaran ini memberikan kesempatan kepada peserta diidk untuk aktif dalam pengajaran unit yang terdiri atas tiga tahap yaitu perencanaan, pengerjaan unit dan kulminasi.
6. Teknik Penyajian Sumbang Sarana (brain storming)
            Pembelajaran ini melontarka masalah kepada peserta didik yang harus dijawab atau ditanggapi oleh  mereka sehingga masalah tersebut berkembang menjadi masalah baru.

7. Teknik Penyajian Inquiry
            Bertujuan agar peserta didik terangsan oleh tugas dan mencari sendiri pemecahan masalah itu, mencari sumber sendiri, mencari sumber sendiri, dan belajar bersama dalam kelompoknya.

8. Teknik Penyajian Eksperimen
            Mengaktifkan peserta didik untuk melakukan percobaan tentang suatu hal, mengamati prosesnya, serta membuat laporan.

9. Teknik Penyajian Demontrasi
            Memperlihatkan aktivitas pengajar melakukan suatu kegiatan atau percobaan sehingga proses penerimaan peserta didik terhadap pelajaran lebih mendalam, membentuk pengertian dengan baik dan sempurna.

10. Teknik Penyajian Karya Wisata
            Teknik ini berlangsung di luar kelas. Peserta didik diajak ke suatu objek tertentu untuk meneliti atau meinjau guna memperoleh pengalaman langsung dari objek yang dikunjunginya. 
11) Teknk Penyajian Kerja Lapangan
Teknik pembelajaran ini mengajak peserta didik ke suatu tempat di luar sekolah. Tujuannya tidak hanya sekedar untuk mengadakan observasi, tetapi terjun langsung aktif, berpartisipasi ke lapangan kerja agar poeserta didik dapat menghayati sendiri serta mengadakan penyelidikan serta bekerja sendiri dalam pekerjaan yang ada dimasayarakat.
12) Teknik Penyajian Secara Kasus
Teknik pembelajaran ini menyajikan bahan pelajaran berdasarkan kasus yang ditemui peserta didik. Masalah dibahas bersama untuk mendapatkan penyelesaian.
13) Teknik Penyajian Secara Sistem Regu (team teaching)
Teknik pembelajaran ini melibatkan beberapa orang pengajar untuk membahas satu topik pelajaran. Teknik ini dapat dipadukan dengan teknik antardisiplin.
14) Teknik Penyajian Latihan Tubian (drill)
Teknik pembelajaran ini memberi kesempatan kepada peserta didik untuk melakukan kegiatan-kegiatan latihan agar memilih keterampilan yang lebih tinggi dari apa yang dipelajari.
15) Teknik Penyajian Ceramah
Teknik pembelajaran ini merupakan teknik tradisional, tetapi masih cocok digunakan terutama bila mengajar pada kelas yang jumlah peserta didiknya banyak. Teknik ini digunakan bila tujuan pembelajaran untuk menyampaikan informasi kepada peserta didik secara lisan.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan strategi pembelajaran

Makalah Analisis Wacana dalam Pembelajaran Bahasa

Reliabilitas Alat Ukur dalam Asesmen Bahasa