Pengertian dan Klasifikasi Strategi Belajar Mengajar Bahasa
PENGERTIAN DAN KLASIFIKASI STRATEGI BELAJAR MENGAJAR BAHASA
Dosen pembimbing :
M. Bayu Firmansyah, M.Pd
Disusun Oleh :
Nama : Kunzita Lazuardy R.
Prodi : PBSI 2016B
NIM : 16188201036
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
STKIP PGRI PASURUAN
Jl. Ki Hajar Dewantara No. 27-29 Pasuruan
1. Pengertian Strategi
Kata strategi berasal dari kata
yunani strategia yang artinya ilmu perang atau panglima perang. Jadi, strategi
adalah suatu seni merancang operasi di dalam peperangan seperti cara-cara
mengatur posisi atau siasat berperang, angkatan
darat atau laut. Strategi dapat pula diartikan sebagai ketrampilan
mengatur suatu kejadian atau peristiwa.
Strategi merujuk pada aspek
perencanaan yang cermat, terukur, dan dipersiapkan melalui mekanisme yang
benar. Pengertian strategi tersebut diterapkan pada berbagai displin ilmu,
termasuk ke dalam konteks pengajaran bahasa Indonesia, yang memiliki rencana
pengajaran bahasa Indonesia yang dilakukan dengan cermat dan terukur.
2. Pengertian Belajar
Kata belajar berarti proses
perubahan tingkah laku peserta didik akibat adanya interaksi antara individu
dan lingkungannya melalui pengalaman dan latihan. Perubahan ini terjadi secara
menyeluruh, menyangkut aspek kognitif, afektif, dan psikomotor.
3. Pengertian Strategi Belajar
Strategi pembelajaran bahasa adalah
tindakan pengajar melaksanakan rencana mengajara bahasa Indonesia. Artinya,
usaha pengajar dalam mengunakan beberapa variabel pegajaran bahasa Indonesia,
seperti tujuan, bahan, metode dan alat, serta evaluasi, agar dapat mempengaruhi
para peserta didik mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Strategi pembelajaran sifatnya
personal, berbeda dari individu lainnya karena merupakan proses mental yang
tidak tampak. Strategi pembelajaran hanya bisa diidentifikasi melalui
manifestasi perilakunya.
4. Penggolongan
Strategi Belajar
Startegi
belajar menurut Huda (1999) dapat digolongkan atas beberapa cara. Pertama
startegi belajar digolongkan atas strategi utama dan strategi pendukung atau
stategi langsung dan strategi tidak langsung. Kedua, strategi belajar dibedakan
atas startegi kognitif dan strategi metakognitif. Ketiga stategi belajar dapat
juga digolongkan atas strategi sintaksis dan strategi semantik. Sedangkan
menurut Subyantoro dkk. (2004) mengungkapkan jenis-jenis startegi belajar
dilihat dari karakteristik belajar setiap individu yang tergabi atas:
a. Startegi
Mengulang
Strategi
mengulang terdiri atas mengulang sederhana dan mengulang kompleks. Strategi
mengulang sederhana digunakan untuk sekadar membaca ulang materi tertentu dan
hanya untuk menghafal saja.
b. Strategi
Elaborasi
Beberapa
bentuk strategi elaborasi pembuatan catatan, analogi, dan PQ4R adalah singkatan
dari preview (membaca selintas dengan cepat), question (bertanya), dan 4R
singkatan dari read, reflect, recite, dan review atau membaca, merefleksi,
menanyakan pada diri sendiri dan mengulang secara menyeluruh.
c. Strategi
Organisasi
Strategi
organisasi terdiri atas pengelompokan ulang ide-ide atau istilah menjadi bagian
yang lebih kecil. Strategi tersebut juga berperan sebafai pengidentifikasi
ide-ide atau fakta kunci dari sekumpulan informasi yang lebih besar.
d. Strategi
Metakognitif
Metakognitif
berhubungan dengan berfikit peserta didik tentang berfikir mereka sendiri dan
kemampuan menggunakan strategi belajar dengan tepat. Meta kognisi memiliki dua
komponen yakni pengetahuan tentang kognisi dan mekanisme pengendalian atau monitoring kognisi.
5. Strategi Metakognitif dan Sosio-afektif
O’Malley,
Chamot dan rekan-rekan membagai strategi dalam 3 kategori utama yaitu, (1)
strategi metakognitif, adalah strategi yang merujuk kepada teori pemrosesan
informasi yang menunjukkan “pelaksanaan” fungsi yaitu strategi yang melibatkan
perencanaan pembelajaran berlangsung. (2) strategi kognitif, strategi yang
terbatas hanya fokus pada tugas-tugas pembelajran khusus dan melibatkan
manipulasi materi pembelajaran itu sendiri secara langsung. (3) strategi
sosio-afektif, adalah strategi yang berhubungan dengan aktivitas yang bermedia
sosial dan bertransaksi dengan yang lain, dalam strategi ini melibatkan kerjasama
dan pertanyaan untuk penjelasan. Berikut ini rincian
kategori strategi pembelajaran bahasa versi O’Malley dkk, antara lain: Pertama Strategi
Metakognitif , (1) Membuat rancangan konsep atau prinsip yang umum, tetapi
kompreensif dalam aktivitas belajar yang sudah terduga, (2) Sejak awal
memperhatikan tugas-tugas belajar dan mengabaikan pengecohan yang tidak sesuai,
(3) Merencanakan dan melatih komponen linguistik yang diperlukan untuk
melaksanakan tugas bahasa pada masa mendatang, (4)Mengecek sendiri hasil akhir
pembelajaran bahasa dengan takaran kelangkapan dan ketepatan internal, dsb.
Kedua Strategi Kognitif, (1) Meniru model bahasa termasuk pelatihan sebenarnya
dan pelatihan dalam hati, (2) Menuliskan gagasan utama, butir-butir penting
yang disajikan secara lisan atau tulis, (3) Menyusun kalimat bermakna dan
struktur yang lebih luar dengan menggabungkan unsur-unsur yang diketahui dengan
cara baru, (4) Menggunakan pengetahuan konseptual atau linguistik yang sudah
diperoleh sebelumnya untuk mempermudah tugas, dsb. Ketiga Strategi
Sosio-afektif, (1) Bekerjasama dengan satu teman atau lebih untuk memperoleh
umpan balik, memperoleh informasi, atau model aktivitas bahasa, (2) Meminta
pengajar atau penutur asli mengulangi, menjelaskan, atau memberi contoh tentang
sebuah kesulitan bahasa.
6. Klasifikasi Strategi Pembelajaran
Klasifikasi
Strategi Pembelajaran adalah pengelompokan strategi pembelajaran berdasarkan
segi-segi yang sejenis yang terdapat pada setiap strategi pembelajaran.
Pengelompokan ini dapat dilakukam berdasarkan komponen-komponen yang terdapat
dalam proses pembelajaran. Komponen-komponen pembelajaran menurut Gulo (2002):
(1)Tujuan Pembelajaran, Ada dua macam tujuan pembelajaran, yaitu (a) tujuan
instruksional, dinyatakan secara eksplisit. (b) tujuan iringan, diperoleh
peserta didik jika ia terlibat dalam proses pembelajaran. Tujuan pembelajaran
merupakan faktor atau acuan yang harus dipertimbangkan dalam memilih strategi
pembelajaran. (2) Pengajar, Pengajar dituntut untuk menguasai berbagai kemampuan
sebagai pengajar yang profesional dalam bidangnya. Peran pengajar dalam
kegiatan pembelajaran bukan sekedar menjalankan proses pembelajaran secara
teknis mekanis menurut ketentuan yang ada. Pengajar adalah orang yang
bertanggung jawab dalam melaksanakan tugasnya. Perbedaan pengajaran ini
disebabkan oleh perbedaan pengalaman, pengetahuan, kemampuan menyajikan
pelajaran, gaya mengajar, pandangan hidup, dan wawasan. (3) Peserta Didik,
Peserta didik sangat mempengaruhi strategi pembelajaran yang akan dipakai, hal
ini dikarenakan adanya perbedaan antar latar belakang peserta didik tersebut.
(4) Materi Pelajaran, Ada 2 komponen yaitu (1) materi formal, isi pelajaran
yang terdapat dalam buku teks resmi sekolah. (2) materi informal, bahan
pelajaran yang bersumber dari lingkungan sekolah. (5) Metode Pengajaran,
Pemakaian suatu metode akan mempengaruhi bentuk strategi pembelajaran. (6)
Media Pengajaran, Keberhasilan program pengajaran tidak dilihat dari canggih
tidaknya media yang digunakan tetapi dari ketetapan keefektifan media yang
digunakan oleh pengajar. (7) Faktor Administrasi dan Finansial, Sarana dan
prasarana harus menjadi faktor pembelajaran berlangsung. Hal ini merupakan
sebuah keharusan untuk kelancaran proses belajar-mengajar.
7. Jenis Strategi Pembelajaran
a.
Strategi Pembelajaran berdasarkan Penekanan Komponen dalam Program Pengajaran
1)
Strategi
pembelajaran yang berpusat pada pengajar
Strategi
pembelajaran yang berpusat pada pengajar merupakan strategi yang paling tua.
Ada yang berpendapat bahwa mengajar adalah menyampaikan informasi kepada
peserta didik. Pengajar berlaku sebagai sumber informasi yang mempunyai posisi
sangat dominan. Pengajar harus berusaha mengalihkan pengetahuannya kepada
peserta didik dan menyampaikan keterangan atau informasi sebanyak-banyaknya
kepada peserta didik.
2)
Strategi
pembelajaran yang berpusat pada peserta didik
Strategi
pembelajaran yang berpusat pada peserta didik merupakan usaha untuk menciptakan
sistem lingkkungan yang mengoptimalkan kegiatan belajar. Mengajar dalam arti
ini adalah usaha untuk menciptakan suasana belajar bagi peserta didik secara
optimal. Yang menjadi pusat perhatian dalam proses pembelajaran ialah peserta
didik.
3)
Strategi
pembelajaran yang berpusat pada materi pengajarannya
Materi
pembelajaran dapat dibedakan antara materi formal dan materi informal. Materi
formal adalah isi pelajaran yang terdapat dalam buku-buku teks resmi disekolah,
sedangkan materi informasi ialah bahan-bahan pelajarran yang bersumber
darilingkungan sekolah yang bersangkutan.
b.
Strategi Pembelajaran berdasarkan Kegiatan Pengolahan Pesan atau Materi
1)
Strategi
pembelajaran ekspositoris
Strategi
pembelajaran ekspositoris merupakan strategi berbentuk penguraian, baik berupa
bahan tertulis maupun penjelasan atau penyajian verbal. Pengajar mengolah
materi secara tuntas sebelum disampaikan dikelas.
2)
Strategi
pembelajaran heuristik atau kuriorstik
Strategi
pembelajaran heuristik adalah strategi pembelajaran yang bertolak belakang
dengan strategi pembelajaran ekspositoris karena dalam strategi ini peserta
didik diberi kesempatan untuk berperan dominan dalam proses pembelajaran.
c.
Strategi Pembelajaran berdasarkan Pengolahan Pesan Atau Materi
1)
Strategi
pembelajaran deduksi
Dalam
strategi pembelajaran deduksi pesan diolah mulai dari hal umum menuju kepada
hal yang khusus, dari hal-hal yang abstrak kepada hal-hal yang nyata, dari
konsep-konsep yang abstrak kepada contoh-contoh yang konkret, dari sebuah
premis menuju ke kesimpulan yang logis.
2)
Strategi
pembelajaran induksi
Strategi
pembelajaran induksi adalah pengolahan pesan yang dimulai dari hal-hal yang
khusus, dari peristiwa-peristiwa yang bersifat individual menuju generalisasi,
dari pengalaman-pengalaman empiris yang individual menuju kepada konsep yang
bersifat umum.
d.
Strategi Pembelajaran berdasarkan Cara Memproses Penemuan
1)
Strategi
pembelajaran ekspositoris
Pembelajaran
ekspositoris merupakan strategi berbentuk penguraian yang dapat berupa bahan
tertulis atau penjelasan (presentasi) verbal. Pengajar mengolah secara
tuntas pesan atau materi sebelum
disampaikan dikelas. Strategi pembelajaran ini menyiasati agar semua aspek dari
komponen-komponen pembentuk sistem instruksional mengarah pada tersampaikannya
isi pelajaran (informasi) kepada peserta didik secara langsung.
2)
Strategi
pembelajaran discovery
Menurut
Roestiyah (2001) mengemukakan bahwa discovery (penemuan) adalah proses mental
peserta didik yang mampu mengasimilasikan sebuah konsep atau prinsip. Yang
dimaksud dengan proses mental tersebut antara lain ialah mengamati, mencerna,
mengerti, menggolong-golongkan, menduga atau memperkirakan, menjelaskan,
mengukur, dan membuat kesimpulan.
Komentar
Posting Komentar