Asesmen Keterampilan Berbahasa dan Bersastra
ASESMEN KETERAMPILAN BERBAHASA DAN BERSASTRA
Dosen pembimbing :
M. Bayu Firmansyah, M.Pd
Disusun Oleh :
Nama : Kunzita Lazuardy R.
Prodi : PBSI 2016B
NIM : 16188201036
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
STKIP PGRI PASURUAN
Jl. Ki Hajar Dewantara No. 27-29 Pasuruan
A. ASESMEN KETERAMPILAN BERBAHASA
1. Asesmen Keterampilan Mendengarkan
Mendengarkan
merupakan kemampuan yang memungkinkaan seorang pemakai bahasa untuk memahami
bahasa secara lisan. Mendengarkan suatu kemampuan untuk memahami makna suatu
bentuk penggunaan bahasa yang diungkapkan secara lisan. Asesmen mendengarkan
lebih banyak diarahkan pada kemampuan untuk memahami makna suatu bentuk
penggunaan bahasa yang diungkapkan secara lisan.
Penyusunan
asesemen kemampuan mendengarkan menyangkut aspek kognitif yang sebaiknya dibuat
secara berjenjang. Tingkatan asesmen kemampuan mendengarkan dapat digolongkan
berdasarkan, 1) Asesmen mendengarkan tingkat ingatan, 2) Asesmen mendengarkan
tingkat pemahaman, 3) Asesmen mendengarkan tingkat penerapan, 4) Asesmen
mendengarkan tingkat analisis, 5) Asesmen mendengarkan tingkat sintesis, 6) Asesmen
mendengarkan tingkat evaluasi. Sedangkan bentuk asesmen mendengarkan yaitu: a) Identifikasi
peristiwa atau kejadian, b) Identifikasi tema cerita, c) Identifikasi topik
percakapan, d) Menjawab pertanyaan wacana, e) Merumuskan inti wacana, f) Menceritakan
kembali.
2. Asesmen Keterampilan Berbicara
Berbicara merupakan kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi
artikulasi atau kata-kata untuk mengekspresikan, menyatakan serta menyampaikan
pikiran, gagasan, dan perasaan. Tujuan utama berbicara adalah untuk
berkomunikasi. Kemampuan berbicara menuntut penguasaan terhadap beberapa aspek
dan kaidah penggunaan bahasa. Bentuk pengajaran berbicara dapat bersifat
terkendali dengan isi dan jenis wacana yang ditentukan, atau batasi, atau dapat
bersifat bebas bergantung pada keinginan dan kreativitas pembicara.
Bentuk-bentuk asesmen berbicara yaitu 1) berbicara singkat berdasarkan gambar,
2) wawancara, 3) menceritakan kembali, 4) pidato atau berbicara bebas, 5) percakapan terpimpin, 6) diskusi.
3. Asesmen Keterampilan Membaca
Membaca merupakan suatu proses yang meliputi proses
fisik dan psikologis. Yang menjadi tujuan pokok dari pelajaran membaca dalam
pembelajaran bahasa adalah kemampuan memahami isi bacaan. Taksonomi membaca
dibagi menjadi:
1.
Membaca literal meliputi pengetahuan dan pemahaman.
2.
Membaca interpretatif meliputi terapan.
3.
Membaca kreatif/kritis meliputi analisis, sintesis,
dan evaluasi.
Beberapa bentuk pengukuran kemampuan
membaca yang dapat digunakan guru yaitu a) tes, b) membaca sekilas, c) membaca
teknik, d) menjawab pertanyaan bacaan, e) meringkas isi bacaan, f) kritik
terhadap tulisan.
4. Asesmen Keterampilan Menulis
Menulis merupakan aktivitas pengekspresian ide,
gagasan, pikiran, atau perasaan ke dalam lambang-lambang kebahasaan. Dalam
menulis dilibatkan berbagai aspek kebahasaan yang meliputi: penggunaan tanda
baca dan ejaan, penggunaan diksi, penataan kalimat, pengembangan paragraf,
pengolahan gagasan, dan pengembangan model karangan. Bentuk-bentuk asesmen
kemampuan menulis: 1) tes unsur-unsur kemampuan menulis, 2) menulis reproduksi,
3) menulis produksi.
B. ASESMEN ASPEK KESASTRAAN
1. Asesmen Keterampilan Mendengarkan
Kemampuan mendengarkan adalah kemampuan memahami
gagasan pihak lain yang disampaikan lewat suara, baik langsung maupun tidak
langsung lewat media tertentu. Pelaksanaan pengukuran kemampuan mendengarkan
dapat dilakukan bersamaan dengan kegiatan pembelajaran dan dilakukan secara
khusus yang sengaja dirancang untuk maksud itu. Asesmen kompetensi kesastraan
lewat mendengarkan yang dilakukan secara khusus dapat dilakukan anatara lain
dengan cara: setelah mendengarkan wacana, siswa diberi soal ujia objektif dan mengungkapkan
kembali isi wacama secara lisan atau tertulis. Pennetuan ketepatan jawabam
siswa dilihat dari aspek gagasan dan bahasa. Cara pengujian dengan
“mengungkapkan kembali” juga dapat
dipandang sebagai bagian dari ujian kemampuan berbicara dan menulis.
2. Asesmen Keterampilan Berbicara
Kemampuan berbicara adalah kemampuan mengungkapkan
gagasan kepada pihak lain secara lisan. Untuk keperluan ini, siswa harus
benar-benar diminta untuk menampilkan kemampuan apresiasi sastranya secara
lisan. Tugas ini dapat dilakukan misalnya dengan cara mengungkapkan atau
menceritakan kembali secara lisan isi teks sastra yang diperdengarkan dan atau
yang dibaca dan kemudian diikuti tugas berdiskusi. Walau dalam rangkaujian
kesastraan, ketepatan pengungkapan gagasan harus didukung oleh ketepatan bahasa
yang mempertimbangkan aspek kosakata dan gramatikal.
3. Asesmen Keterampilan Membaca
Kemampuan membaca adalah kemampuan memahami gagasan
pihak lain yang disampaikan lewat tulisan. Pelaksanaan asesmen kemampuan
membaca dapat dilakukan bersamaan dengan kegiatan pembelajaran dan dilakukan
secara khusus yang sengaja dirancang untuk maksud itu. Kemampuan membaca yang
dilatihkan untuk teks-teks kesastraan dapat berupa membaca puisi (poetry reading), deklamasi, membaca cerpen (novel), dan membaca drama.
Asesmen kemampuan membaca yang diselenggarakan secara khsusus dapat dilakukan
dengan, (1) ujian tulis pemaham bacaan sastra dengan bentuk soal objektif dan
esai, dan (2) ujian pemahaman bacaan secara lisan dan tertulis, yaitu dengan
meminta siswa untuk mengungkapkan kembali isi wacana. Cara pengujian yang kedua
sekaligus dapat dipandangan sebagai bagian ujian kemmapuan berbicara dan
menulis.
4. Asesmen Keterampilan Menulis
Kemampuan menulis adalah kemampuan mengungkapkan
gagasan kepada pihak lain secara tertulis. Untuk menulis sebagao tugas tes
kesastraan, siswa juga harus benar-benar diharuskan menulis. Secara umum ada
dua macam tugas harus benar-benar diharuskan menulis yang dapat diberikan,
yaitu (1) menulis sebagai tanggapan terhadap teks-teks kesastraan, dan (2)
menulis kreatif. Tugas-tugas menulis kesastraan tidak dimasukkan untuk
membentuk siswa menjadi sastrawan, tetapi lebih merupakan latihan-latihan untuk
berekspresi secara kreatif sekaligus menunjang kemampuan menulis.
Komentar
Posting Komentar