contextual teaching and learning dalam PBI

MAKALAH
CONTEXTUAL TEACHING And LEARNING dalam PBI


Dosen pembimbing :
M. Bayu Firmansyah, M.Pd










Disusun Oleh :

Nama : Kunzita Lazuardy R.
NIM : 16188201036


Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
STKIP PGRI PASURUAN
Jl. Ki Hajar Dewantara No. 27-29 Pasuruan


KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat rahmat dan anugerah-Nya kami dapat menyelesaikan tugas individu mata kuliah Pembelajaran Bahasa Indonesia. Makalah Analisis Wacana dalam Pembelajaran Bahasa ini saya buat dalam rangka menyelesaikan tugas yang diberikan oleh Bapak Bayu Firmansyah M.Pd  selaku dosen mata kuliah Pembelajaran Bahasa Indonesia.
            Terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu menyelesaikan makalah ini, khususnya kepada dosen mata kuliah ini selaku pembimbing kami. Kami sadar makalah ini jauh dari sempurna, oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca agar kedepannya makalah ini dapat lebih baik lagi.
            Akhir kata semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk kami khususnya dan bagi para pembaca umumnya.




Pasuruan, 13 Desember 2017


Penulis 




DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ..........................................................................................    i
DAFTAR ISI ........................................................................................................     ii

BAB I PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang ………........................................................................1
1.2  Rumusan Masalah ...............................................................................2
1.3  Tujuan .................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN
            2.1 Pengertian CTL………………....………………………………........3
            2.2 Aneka Pendekatan dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia………….4
            2.3 Karakteristik dari Pendekatan Kontekstual…………………………..4
            2.4 Cara CTL Membangun Pemikir Kritis dan Kreatif….......................5
            2.5 Cara Membangun Semangat Pembelajar…………………………….5
            2.6 Menjelaskan Model CTL Bahasa Indonesia…………………………6

BAB III PENUTUP
3.1  Simpulan ............................................................................................7
3.2  Saran ..................................................................................................7

DAFTAR PUSTAKA .........................................................................................9


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Contextual Teaching and Learning (CTL) merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan fakta dalam kehidupan siswa. CTL lebih menekankan pada rencana kegiatan kelas yang dirancang guru. Rencana kegiatan tersebut berisi skenario tahap demi tahap tentang apa yang akan dilakukan bersama siswanya sehubungan dengan topik yang akan dipelajari. Pembelajaran kontekstual lebih mementingkan strategi belajar bukan hasil belajar. Pembelajaran kontekstual mengharapkan siswa untuk memperoleh materi pelajaran meskipun sedikit tetapi mendalam bukan banyak tetapi dangkal.
Pembelajaran kontekstual mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimiliki dengan penerapan dalam kehidupan sehari-hari. Komponen dalam pembelajaran kontekstual adalah konstruktivisme, inkuiri, bertanya, masyarakat belajar, pemodelan, refleksi, dan penilaian yang sebenarnya. Apabila sebuah kelas menerapkan ketujuh komponen di atas dalam proses pembelajaran, maka kelas tersebut telah menggunakan model pembelajaran kontekstual.
Penggunaan CTL dalam pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia di kelas dapat menarik perhatian siswa karena CTL memiliki berbagai komponen sehingga
pembelajaran tidak membosankan. Menurut Suyanto (2003:1) CTL dapat membuat siswa terlibat dalam kegiatan yang bermakna yang diharapkan dapat membantu mereka mampu menghubungkan pengetahuan yang diperoleh di kelas dengan konteks situasi kehidupan nyata. Pembelajaran dengan peran serta lingkungan secara alami akan memantapkan pengetahuan yang dimiliki siswa. Belajar akan lebih bermanfaat dan bermakna jika seorang siswa mengalami apa yang dipelajarinya bukan hanya sekedar mengetahui. Belajar tidak hanya sekedar menghafal tetapi siswa harus dapat mengonstruksikan pengetahuan yang dimiliki dengan cara mengaplikasikan pengetahuan yang dimiliki pada realita kehidupan sehari-hari. Dengan demikian pengembangan CTL dalam pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia pada aspek mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis baik dari segi berbahasa maupun bersastra akan membuat pembelajaran lebih bervariasi.
Dalam proses belajar di kelas, siswa dibiasakan untuk saling membantu dan berbagi pengalaman dalam kelompok masyarakat belajar (learning community). Dalam proses belajar, guru perlu membiasakan anak untuk mengalami proses belajar dengan melakukan penemuan dengan melakukan pengamatan, bertanya, mengajukan hipotesis, mengumpulkan data analisis data, dan menarik kesimpulan (inquiry). Seluruh proses dan hasil belajar diukur dengan berbagai cara dan diamati dengan indikator yang jelas (outhentic assessment). Setiap selesai pembelajaran guru wajib melakukan refleksi terhadap proses dan hasil pembelajaran (refleksion).



1.2 Rumusan Masalah
1)      Apa Pengertian dari Pendekatan Kontekstual (CTL)?
2)      Apa saja Aneka Pendekatan dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia?
3)      Apa Karakteristik dari Pendekatan Kontekstual?
4)      Bagaimana CTL Membangun Pemikir Kritis dan Kreatif?
5)      Bagaimana Membangun Semangat Pembelajar?
6)       Bagaimana Model CTL Bahasa Indonesia?

1.3 Tujuan
1)      Menjelaskan pengertian dari Pendekatan Kontekstual (CTL).
2)      Menjelaskan Aneka Pendekatan dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia.
3)      Menjelaskan Karakteristik dari Pendekatan Kontekstual.
4)      Menjelaskan Cara CTL Membangun Pemikir Kritis dan Kreatif.
5)      Menjelaskan Cara Membangun Semangat Pembelajar.
6)      Menjelaskan Model CTL Bahasa Indonesia.



BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian CTL
           
Contexstual Teaching and Learning (CTL) atau belajar dan mengajar bersadarkan pendekatan kontekstual adalah pembelajaran yang merujuk pada keseluruhan situasi, latar belakang, atau lingkungan yang berhubungan dengan diri pembelajar. Pembelajaran secara konseptual tidak sekedar agar pembelajar memahami konsep-konsep teoritis tetapi menjadikan pembelajar (a) mampu menerima tanggung jawab atas keputusan dan perilaku sendiri, (b) mampu menilai berbagai alternatif yang mungkin, (c) mampu membuat pilihan, (d) mampu mengembangkan rencana, (e) mampu menganalisis informasi, (f) mampu menciptakan solusi, dan (g) mampu menilai bukti-bukti secara kritis.
Strategi pembelajaran dengan pendekatan CTL harus berfokus pada (a) pembelajaran berbasis problem, (b) menggunakan konteks yang beragam, (c) mempertimbangkan kebhinekaan pembelajar, (d) membelajarkan pembelajar untuk belajar secara mandiri, (e) belajar melalui kolaborasi, (f) menggunakan penilaian autentik (dengan kasus-kasus rill), (g) mengejar standar tinggi. Atas dasar strategi itulah, pengajar sebagai pelaku perubahan harus mampu menggali daya kreasi, daya kritis, dan daya inovasi pembelajar.

Pendekatan CTL menurut Suyanto (2003:2) merupakan suatu pendekatan yang memungkinkan siswa untuk menguatkan, memperluas, dan menerapkan pengetahuan dan keterampilan yang mereka peroleh dalam berbagai macam mata pelajaran baik di sekolah maupun di luar sekolah.

Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kontekstual adalah konsep belajar pada saat guru menghadirkan dunia nyata ke dalam kelas dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari, sementara siswa memperoleh pengetahuan dan keterampilan dari konteks yang terbatas, sedikit demi sedikit, dan dari proses mengonstruksi sendiri, sebagai bekal untuk memecahkan masalah dalam kehidupannya sehari-hari.

2.2 Aneka Pendekatan dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia
Ø  Pendekatan komunikatif
Yang diperkenalkan dalam pembelajaran bahasa Indonesia sejak kurikulum 1994 muncul. Pendekatan ini digunakan untuk mengajarkan bahasa Indonesia kepada pembelajar. Konsep pendekatanya adalah bahwa bahasa diasumsikan sebagai alat komunikasi. Dan juga dapat digunakan untuk memilih materi yang harus dipelajari oleh pembelajar. Oleh karena itu, pembelajaran bahasa Indonesia berdasarkan pendekatan komunikatif ditekankan pada materi-materi komunikasi baik secara lisan maupun secara tertulis menggunakan bahasa Indonesia.

Ø  Pendekatan konstruktivisme
Yang mulai muncul secara eksplisif dalam kurikulum 2004. Pendekatan ini digunakan untuk mendasari pemilihan materi seperti apa yang sesuai dengan tahap perkembangan pikiran pembelajar. Dan juga digunakan untuk melihat tahap perkembangan pikiran pembelajar.

Ø  Pendekatan CTL
CTL merupakan konteks belajat menjadi sangat penting dalam belajar pembelajar, termasuk konteks belajar bahasa. CTL lebih memberikan warna pada pentingnya menciptakan atmosfer belajar bagi pembelajar sehingga ketika pembelajar tidak merasa asing dengan seseuatu yang sedang dipelajari. Materi yang dipelajari sangatlah mudah karena dikemas dengan konteks dan situasi yang ada di lingkungan pembelajar.

2.3 Karakteristik dari Pendekatan Kontekstual
Ø Menurut Johnson (dalam Nurhadi, 2002:14) terdapat delapan utama yang menjadi karakteristik pembelajaran kontekstual, yaitu (1) melakukan hubungan yang bermakna, (2) mengerjakan pekerjaan yang berarti, (3) mengatur cara belajar sendiri, (4) bekerja sama, (5) berpikir kritis dan kreatif, (6) mengasuh atau memelihara pribadi siswa, (7) mencapai standar yang tinggi, dan (8) menggunakan penilaian sebenarnya.
Ø Nurhadi (2003:20) menyebutkan dalam kontekstual mempunyai sebelas karakteristik antara lain yaitu (1) kerja sama, (2) saling menunjang, (3) menyenangkan, (4) belajar dengan bergairah, (5) pembelajaran terintegrasi, (6) menggunakan berbagai sumber, (7) siswa aktif, (8) sharing dengan teman, (9) siswa aktif, guru kreatif, (10) dinding kelas dan lorong-lorong penuh dengan hasil karya siswa, peta-peta, gambar, artikel, humor, dan lain-lain, serta (11) laporan kepada orang tua bukan hanya rapor, tetapi hasil karya siswa, laporan hasil praktikum, karangan siswa, dan lain-lain.

2.4 CTL Membangun Pemikir Kritis dan Kreatif
Pembelajaran berdasarkan pendekatan kontekstual ingin membangun pemikir-pemikir kritis. Pemikir kritis adalah pemikir yang mampu berpikir secara sistematis untuk menemukan kebenaran dengan mengevaluasi bukti-bukti, asumsi, logika, dan bahasa oang lain yang mendasari pernyataan orang lain tersebut. Seorang pemikir kritis memiliki ciri penanda sebagai berikut:
a)      Mampu mengidentifikasi masalah.
b)      Mampu menentukan sudut pandang.
c)      Mampu mengajukan alasan.
d)     Mampu mengemukakan asumsi-asumsi.
e)      Mampu menggunakan bahasa dengan jelas.
f)       Mampu mengemukakan bukti-bukti sebagai pendukung yang meyakinkan.
g)      Mampu menarik kesimpulan.
h)      Mampu melihat implikasi dari kesimpulan yang sudah diambil.

2.5 Cara Membangun Semangat Pembelajar
Ada beberapa hal yang perlu dikembangkan agar CTL mampu mencaoai keberhasilan belajar dengan standar tinggi, yaitu:
a)      Prinsip saling Ketergantungan.
b)      Prinsip Pembelajaran Mandiri dan Kerja Sama.
c)      Prinsip Kebermaknaan dalam Belajaran.
d)     Prinsip Berfikir Kritis dan Kreatif.
e)      Prinsip Penilaian secara Autentik.


2.6 Model CTL Bahasa Indonesia
Desain pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia berdasarkan pendekatan CTL dirancang berdasarkan komponen-komponen pembelajaran pada umumnya. Yang membedakan adalah asumsi-asumsi teoritis yang dipakai sebagai dasar untuk melaksanakan pembelajaran. Desain pembelajaran secara konseptual tersebut dapat dirancang dengan memperhatikan komponen-komponen pembelajarab sebagai berikut:
·         Pemilihan Materi
·         Metode Pembelajaran
·         Teknik Pembelajaran
·         Strategi Pembelajaran
·         Media Pembelajaran
·         Interaksi Belajar Mengajar
·         Penilaian Hasil Belajar


BAB III
PENUTUP

3.1 SIMPULAN
Contextual Teaching and Learning (CTL) atau pembelajaran kontekstual merupakan konsep belajar yang mengaitkan materi yang diajarkan dengan realitas dunia siswa sehingga siswa dapat membuat hubungan antara pengetahuan yang dimiliki dengan penerapannya. Pembelajaran bahasa bukan hanya memberikan pemahaman berupa definisi melainkan siswa dituntut untuk dapat menemukan pengetahuannya sendiri. Guru harus memiliki strategi yang memacu siswa untuk dapat berpikir kritis dan kreatif. Implementasi CTL pada pembelajaran membaca, berbicara, menulis, dan mendengarkan dapat membuat pembelajaran lebih kreatif, dan menuntut siswa untuk lebih berpikir kritis. Pembelajaran bahasa Indonesia dengan metode CTL akan membuat pembelajaran semakin menarik dan kreatif tanpa menghilangkan tujuan pembelajaran. Guru seharusnya dapat menciptakan berbagai strategi pembelajaran yang inovatif sehingga siswa semakin berantusias mengikuti pembelajaran.

3.2 SARAN
1)      Bagi Mahasiswa
Dalam penulisan makalah yang berjudul Contextual Teaching and Learning dalam PBI, penulis mengharapkan agar seluruh mahasiswa mengerti dan memahami mengenai CTL dalam PBI.
2)      Bagi Dosen
Dalam penulisan makalah yang berjudul Contextual Teaching and Learning dalam PBI, penulis mengharapkan agar kedepannya mata kuliah Metode Pembelajaran Bahasa Indonesia menjadi lebih baik karena banyaknya literatur yang digunakan.
3)      Bagi Perspustakaan
Dalam penulisan makalah yang berjudul Contextual Teaching and Learning dalam PBI, penulis dituntut untuk banyak membaca serta mengumpulkan beberapa informasi. Akan tetapi karena kurangnya literatur yang ada di perpustakaan sendiri, maka lebih mempersulit lagi dalam mencari sumber. Penulis mengharapkan agar perpustakaan menambah literatur untuk mempermudah dalam mencari informasi serta sumber.  




DAFTAR RUJUKAN

Suyanto, Kasihani E. 2003. Pengajaran dan Pembelajaran Kontekstual. Makalah disajikan
dalam Penataran Terintegrasi, AA dalam CTL. Malang: Universitas Negeri Malang.

 Komaruddin, Erien. 2005. Panduan Kreatif Bahasa Indonesia. Bogor: Yudhistira.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan strategi pembelajaran

Makalah Analisis Wacana dalam Pembelajaran Bahasa

Reliabilitas Alat Ukur dalam Asesmen Bahasa