Proses Pembelajaran Bahasa
“Proses Pembelajaran Bahasa”
Dosen pembimbing :
M. Bayu Firmansyah, M.Pd
Disusun Oleh :
Nama : Kunzita Lazuardy R.
NIM : 16188201036
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
STKIP PGRI PASURUAN
Jl. Ki Hajar Dewantara No. 27-29 Pasuruan
2016-2017
Proses pembelajaran
merupakan proses interaksi antara siswa dengan pengajar dan sumber belajar
dalam suatu lingkungan. Pembelajaran mempunyai arti mirip dengan pengjaran,
meskipun memiliki konotasi yang mirip dengan pengajaran, meskipun memiliki
konteks pendidikan, seorang guru mengajar agar murid bisa belajar dan menguasai
isi pelajaran sehingga memperoleh sesuatu obyektif yang ditentukan atau aspek
kognitif, serta bisa mempengaruhi perubahan sikap atau aspek afektif, dan keterampilan
atau aspek psikomotorik seorang murid.
Apabila seseorang telah
memutuskan untuk mempelajari Bahasa pertama, pastinya mereka akan tinggal dan
hidup dilingkungan Bahasa pertama tersebut dan berusaha menguasai bahasa agar
dapat hidup dengan masyarakat sekitarnya. Didalam lingkungan tesebut mereka memperoleh
situasi yang sangat kondusif, karena semua orang di lingkungannya menggunakan
bahasa secara aktif. Buruknya, jika tidak mampu menguasai bahasa yang ada di
lingkungan tersebut, mereka bisa dibilang tidak memiliki identitas diri sebagai
anggota masyarakatnya. Namun, dalam proses ini tidak ada satu orang pun yang
gagal dalam menguasai Bahasa pertamanya tersebut.
Kebanyakan dari kita yang
mempelajari bahasa di sekolah, justru banyak melakukan kesalahan. Hal ini
terjadi bukan saja pada saat mempelajari bahasa pertama namun juga bahasa kedua
atau bahasa asing. Banyak anak di Indonesia yang diberi pelajaran bahasa
pertama sebagai pelajaran muatan lokal namun semua itu tetap saja banyak
diantara mereka yang tidak mahir.
Konsep tentang penugasan
bahasa kedua atau bahasa asing sudah sejak lama diteliti oleh banyak orang. Ada
yang meninjau dari situasi normal ada pula yang meninjau dari situasi alamiah.
Situasi formal selalu dikaitkan dengan situasi di sekolah (ada guru, murid,
tujuan, metode, kuriklum, buku, dan sebagainya), sedangkan situasi alamiah
selalu dikaitkan dengan keluarga atau masyarakat (tidak ada guru, tujuan,
metode, kurikulum, buku) tetapi ada
orang yang “belajar” dan semua orang disekitarnya dapat dikatakan “mengajarinya
berbahasa”. Keduanya seakan-akan dua golongannya yg tak akan bisa bersama, yang
namanya belajar adalah di sekolah dan dirumah atau dimasyarakat meskipun proses
belajar itu terjadi tetapi tidak pernah diukur sebagai bentuk pertimbangan
pembelajaran.
Teori yang dikemukakan
adalah hasil penelitian tiga ahli yang banyak menggumuli tentang proses
penguasaan bahasa kedua atau bahasa asing, yaitu Stephen Krashen (1976)
Bialysto (1979) dan Stevicks (1980).
1.
Proses
Belajar Bahasa Modal Krashen
Proses Belajar Bahasa pada Anak
|
Proses Belajar Bahasa pada Orang Dewasa
|
-Terjadi pada saat menguasai Bahasa Pertama.
- Proses terjadi secara ambang sadar.
- Komunikasi terjadi secara alamiah.
|
- Terjadi pada saat menguasai Bahasa Kedua atau bahasa asing.
- Proses penguasaan bahasa secara sadar.
- Proses melalui pengajaran.
|
- Keberhasilan belajar bahasa tidak mungkin di hindari.
- Pembelajar tidak dapat menyebut aturan tata bahasa.
- Tidak diperkuat oleh pengajaran.
|
- Kemampuan yang dimiliki merupakan hasil pengajaran
- Memahami tata bahasa.
- Diperkuat oleh pengajaran.
|
- Diatur oleh strategi Universal yang disebut language
acquisition device (LAD).
|
- Dilakukan oleh pikiran sesuai dengan perkembangannya.
|
2.
Proses
Belajar Bahasa Model Bialystok
Proses belajar bahasa model Bialystok (1978)
diorganisasikan dalam tiga tataran, yaitu :
·
Tataran
Input berupa pengalaman berbahasa pembelajaran yang telah dilakukan melalui
belajar membaca dan belajar berbicara.
·
Tataran
Knowledge berupa cara penyimpanan informasi. Cara penyimpanan informasi
meliputi penyimpanan secara implisit berupa pengetahuan intuitif.
·
Tataran
Output bahasa adalah gambaran pemahaman dan pengungkapan bahasa.
3.
Proses
Belajar Model Stevicks
Stevicks
(1980) mengikuti jejak Krashen dan Bialystok untuk menggeluti teori Monitor.
Istilah Stevicks untuk menggambarkan proses penguasan bahasa digambarkan dalam
bentuk diagram yang disebut diagram Levertove Machine (mesin tenaga).
4.
Perdebatan
Pendapat Krashen
Mapanya suatu teori selalu
saja masih mempunyai lubang-lubang untuk diperdebatkan begitu juga teori
Krashen, maka dari itu Krashen berpikiran bahwa Krashen sebagai penemu teori
monitor telah berhasil memandang proses penguasaan bahasa dari sudut situasi
belajar. Meskipun teori Krashen sudah banyak mewarnai proses belajar bahasa
kedua maupun bahasa asing dan bahkan telah diikuti penelitian lain seperti yang
dlakukan Biolystok. Berapa pun tajamnya kritik terhadap teori Krashen harus
juga diikuti bahwa teori monitor dapat mengatasi beberapa persoalan terutama
yang berkaitan dengan lingkungan belajar. Jika teori monitor akan diterapkan
dalam proses penguasaan bahasa indonesia oleh anak-anak indonesia kiranya perlu memperhatikan bahasa
pertama anak. Jika teori monitor akan diambil dalam proses pengajaran bahasa
hendaknya tidak dikacaukan dengan istilah murid yang bisa terjadi dalam
kegiatan mengajar belajar di sekolah.
Pranowo. 2015. Teori Belajar Bahasa. Yogyakarta: Pustaka Belajar.
Pranowo. 2015. Teori Belajar Bahasa. Yogyakarta: Pustaka Belajar.
Komentar
Posting Komentar