Pendekatan Linguistik dalam Pembelajaran Bahasa Indonesi
“PENDEKATAN
LINGUISTIK DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA”
Dosen
pembimbing :
M. Bayu Firmansyah, M.Pd
Disusun
Oleh :
Nama : Kunzita Lazuardy R.
NIM : 16188201036
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
STKIP PGRI PASURUAN
Jl. Ki Hajar Dewantara No. 27-29
Pasuruan
2016-2017
Dalam bahasa Indonesia kata linguistik bukan berarti
ilmu tentang bahasa, akan tetapi juga berarti untuk bahasa itu sendiri atau
mengenai bahasa. Ilmu linguistik atau yang biasa dikenal dengan linguistik umum
ini tidak hanya mengkaji sebuah bahasa melainkan pengkajian seluk beluk bahasa
pada umumnya, yakni bahasa yang menjadi alat interaksi sosial milik manusia.
Menurut Bram, bahasa adalah suatu sistem yang
berstruktur dari simbol-simbol bunyi arbitrer yang dipergunakan oleh para
anggota suatu kelompok sosial sebagai alat bergaul satu sama lain. Jadi bahasa
adalah lambang yang digunakan untuk berkomunikasi dalam lingkungan sosial.
Dalam pembelajaran bahasa, bahasa dapat didekati dengan dua pendekatan, yaitu
pendekatan pembelajaran bahasa dan pendekatan linguistik. Pendekatan pengajaran
Bahasa Indonesia (MK,1991) adalah proses mengajar atau mengajarkan Bahasa
Idonesia. Tujuan utama pendekatan linguistik dalam pembelajaran bahasa
Indonesia ini adalah siswa mampu berkomunikasi dengan bahasa Indonesia, baik
secara lisan maupun tulisan dengan baik dan benar. Pendekatan linguistik adalah
pendekatan bahasa sebagai bahasa yang sejalan dengan ciri hakikat bahasa.
Pendekatan linguistik menurut H. Huslofa yang
dikemukakan oleh Tugiman dalam Jabrohim (1994:35), pendekatan lingustik
merupakan seperangkat istilah yang diperlukan dalam teori teks yang meliputi:
1) Struktur luas (suface srtucture), 2) Struktur dalam (deep structure), 3)
Transformasi (transformation), 4)
Parafrase (paraphrase), 5) Interpretasi (interpretation). Pendekatan linguistik
ini berkembang dengan pesat. Perkembangan tersebut dapat dilihat dari kian
banyaknya teori dan penelitian yang telah dihasilkan serta munculnya bermacam
gerakan dan aliran. Perkembangan teori-teori tersebut merata pada berbagai
cabang-cabang linguistik, seperti pada fonetik, fonologi, morfologi, sintaksis,
semantik, juga pragmatik. Bukan hanya itu saja peneliti yang dilahirkan dari
perkembangan teori tersebut tumbuh dengan semarak.
Karya de Saussure Course in General Linguistics, dapat
dikatakan menjadi pemicu tumbuh dan berkembangnya lingustik. Perkembangan teori
dan makin banyaknya peneliti yang dihasilkan itu tidak terlepas dari gerakan
dan aliran yang mengayomi dan menyemarakkan dunia linguistik. Penerbitan dan
pengedaran buku-buku serta karya-karya tentang linguistik juga ikut berperan
dalam penyebaran dan pengembangan linguistik.
Para ahli bahasa (linguis) berpendapat bahwa untuk
mengajarkan bahasa maka harus lebih dahulu mengajarkan bahasa maka harus lebih
dahulu mengajarkan apa itu bahasa. Artinya, belajar bahasa berarti belajar
tentang bahasa, belajar kaidah-kaidah bahasa. Bahasa dipelajari sebagai alat
untuk menguasai ilmu. Dalam pengajaran bahasa, konteks dan perkembangan
psikologi sosial ikut menjadi perhatian. Bahasa bukan hanya kaidah atau aturan
akan tetapi ia juga memiliki konteks yaitu konteks bahasa. Selain bahasa juga
dipengaruhi psikologi pemakai dan konteks sosial pemakai. Pembelajaran bahasa
dipengaruhi oleh latar belakang pengajarannya. Menurut pendapat penulis,
keduanya tidak perlu diperdebatkan. Penulis setuju bahwa pendekatan
pembelajaran bahasa tidaklah terlalu menekankan pendekatan linguistik. Akan
tetapi pengajaran bahasa tidak boleh mengabaikan sumbangan lingusitik terhadap
bahasa dan pembelajaran bahasa. Jadi keduanya perlu bersinergi untuk terjadinya
pengajaran bahasa yang menarik, efektif, dan berkualitas.
Pada hakikatnya Ilmu Bahasa atau Linguistik identik
dengan pengajaran bahasa. Harus diakui bahwa antara keduanya terdapat jalinan
yang sangat erat. Kontribusi linguistik kepada pengajaran bahasa bersifat tidak
langsung. Sebab itu, bidang linguistik dan pengajaran bahasa merupakan satu
bidang yang otonom dan menjadi bidang keahlian sendiri. Tetapi, bukan berarti
tidak membutuhkan antara satu dengan yang lain karena mau tidak mau memerlukan
unsur-unsur linguistik, yakni terdapat banyak teori-teori ilmu bahasa yang
berkaitan, yang bisa saja dimplementasikan dalam pembelajaran dan pengajaran bahasa.
Linguistik hanya memberikan kontribusi tidak langsung berupa bahan.
Teori linguistik dipilih untuk memungkinkan seorang
guru bahasa memperoleh pengetahuan bagaimana menerapkan teori-teori linguistik
itu dalam pengetahuan bahasa, karna kita tau bahwa orang yang mahir dalam
bahasa tidak menjamin kalau dia adalah orang yang bisa mengajarkan bahasa
kepada orang lain. Begitu halnya dengan pengajaran bahasa ialah ilmu yang
bersifat praktis secara pragmatis. Bagi seorang guru, bertutur dan memahami
sebuah bahasa adalah satu hal, dan hal lainnya adalah bagaimana mencapai
pengetahuan teknis yang diperlukan untuk memahami dan menjelaskan sistem bahasa
itu, fonem, morfem, kata, kalimat, dan struktur wacananya.
Dalam pengajaran bahasa, bidang-bidang linguistik seperti
linguistik teoritis, sosiolinguistik dan psikolinguistik tidak dapat dipisahkan
karena semua ini memberi kontribusi yang berguna dalam menyelesaikan sesuatu
program pengajaran dan pembelajaran bahasa. Ada keterkaitan antara
bidang-bidang tersebut dengan pengajaran bahasa, ini disebabkan pengejaran
bahasa seiring dengan pertumbuhan bahasa itu sendiri. Linguistik di dalam
pembelajaran bahasa Indonesia juga memberikan kontribusi dalam penelitian,
berupa landasan empiris yang kuat untuk evaluasi pembelajaran dan efektivitas
di dalam pembelajaran dan pengajaran bahasa.
Komentar
Posting Komentar